Proses produksi tahu tempe yang selama ini dapat ditemui pada kebanyakan perajin di Indonesia dianggap masih jauh dari kesan dan harapan atas sebuah proses produk makanan yang bersih dan higienis. Hal ini cukup disayangkan mengingat tahu dan tempe merupakan jenis makanan yang tergolong menyehatkan dan sangat bermanfaat bagi tubuh manusia, selain juga terbilang sangat digemari oleh sebagian besar masyarakat di berbagai lapisan, baik yang tinggal di kawasan pedesaan maupun perkotaan di Indonesia.
Menurut data KOPTI tahun 2010, jumlah pengrajin tahu dan tempe di Indonesia tidak kurang dari 83,545. Jumlah tersebut masih menyisakan renter maupun pekerja pendukungnya secara keseluruhan. Maka tentu tak dapat diragukan bila sektor tahu tempe memiliki andil penting baik dalam hal penyerapan tenaga kerja maupun perputaran ekonomi masyarakatnya.
Tahu tempe merupakan sektor kerja yang sangat potensial untuk dikelola dan dikembangkan penataan atas praktek produksinya. Selain dapat meningkatkan nilai tawar produksi, hal yang juga tak kalah penting adalah terlindunginya hak konsumsi masyarakat atas produk makanan tahu tempe yang benar-benar sehat, baik dilihat dari sudut pandang proses pembuatannya maupun asupan-asupan yang dikandungnya.
Dilatarbelakangi oleh hal tersebut maka project T&T kemudian mengupayakan pemakaian peralatan produksi berbahan stainless steel sebagai ganti dari peralatan tradisional pada umumnya yang terbuat dari drum bekas oli, atau peralatan produksi lainnya yang tidak sesuai dengan standar untuk pangan, serta berdampak buruk terhadap kondisi kerja dan lingkungan . Hal ini dimaksudkan untuk menjaga proses produksi agar menjadi lebih bersih, effisien dan ramah lingkungan
Namun demikian, hal yang cukup menyulitkan bagi para pengrajin adalah pada lemahnya akses modal untuk pembelian peralatan tersebut, mengingat sebagian besar usaha masih berbentuk industri rumahan. Maka untuk menyiasati permasalahan ini maka Team T&T Mercycorps bekerjasama dengan Primkopti Jakarta Selatan, equipment supplier dan sebuah perusahaan leasing Prima Finance mengupayaan pengadaan barang melalui leasing, yang menjadi bagian dari layanan Pola Pelayanan Satu Atap (One Stop Service).
Pola Pelayanan Satu Atap
Secara umum pola pelayanan satu atap (one stop service) merupakan sebuah model pelayanan yang cukup taktis. Pola ini mempertemukan beberapa instansi atau lembaga untuk bekerjasama satu sama lain, berdasarkan spesifikasi dan fungsi kerjanya masing-masing, untuk mencapai sebuah muara yang sama, satu bentuk sasaran yang sama, di samping itu juga jenis aneka layanan yang diberikan bisa diperoleh pada satu tempat atau lembaga.
Jika penggunaan peralatan produksi dari stainless steel disadari sebagi salah satu cara untuk meningkatkan kualitas produk tahu atau tempe, sementara banyak produsen terkendala persoalan akses dana untuk membeli peralatan produksi dimaksud, maka aplikasi one stop service menjadi pilihan yang sangat relevan. Dengan pola “satu atap”, maka koordinasi dan kerjasama diharapkan terjadi antara pihak koperasi (Primkopti), equipment supplier serta perusahaan leasing. Koperasi dapat segera melakukan pendataan pada anggotanya yang akan membeli peralatan dengan cara cicilan dan melakukan pembelian, sementara suplier mempersiapkan stock pemesanan atas peralatan yang diperlukan, sementara perusahaan leasing akan bertugas untuk “mengeksekusi” role yang sudah disepakati, misalnya barang yang sudah diterima produsen akan ditarik kembali bila kelak terjadi persoalan di tingkat penarikan cicilan.
Pelayanan satu atap pada prinsipnya adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas melalui peminimalan “jarak” antara lembaga-lembaga terkait. Dengan demikian maka waktu dapat diperpendek dan model pelayanannya menjadi lebih mudah dengan tingkat resiko yang relatif rendah.
Branding
Debut pengupayaan produksi tahu dan tempe higienis oleh team T&T Mercycorps sepenuhnya ditujukan untuk perbaikan rantai nilai tahu tempe yang pada gilirannya juga akan memberi input dan manfaat besar bagi baik usaha maupun konsumsi tahu tempe di Indonesia pada umumnya dan Jabodetabek pada khususnya. Produk tahu tempe higienis diarahkan bukan saja karena sejalan dengan pertumbuhan kesadaran masyarakat akan makanan sehat, namun juga dilatarbelakangi pentingnya mendorong proses produksi yang peka dan ramah terhadap lingkungan. Sehingga dengan demikian, produksi akan menjadi tidak semata-mata berorientasi pada omset dengan menegasikan keamanan konsumsi dan keseimbangan lingkungan. Maka dalam kaitan tersebut, pengadaan branding sebagai langkah sosialisasi produk higienis dan kontrol terhadap kualitas menjadi kebutuhan lanjutan yang juga tak kalah pentingnya.
Branding yang notabene merupakan bagian dari strategi pemasaran memilki andil yang cukup penting, bukan saja untuk memperkenalkan sebuah produk tertentu, namun juga memberi manfaat dalam hal standard kualitas, yang itu berarti memberi dorongan tersendiri bagi produsen untuk peduli dan bertanggung jawab mempertahankan atau bahkan meningkatkan nilai produksinya.
Kebutuhan akan makanan sehat yang sedang berkembang di tengah masyarakat modern saat ini mau tidak mau harus direspon secara positif melalui perbaikan produk secara sungguh-sungguh dan untuk selanjutnya mampu dipertanggungjawabkan melalui jalan pelabelan atau branding. Demikian pula yang diupayakan terjadi pada produksi tahu dan tempe. Potensi ekonomi yang dimilikinya beserta pasar besar yang menantinya harus mampu dijawab melalui pengupayaan produksi yang benar-benar sehat disertai branding sebagai bagian tak terpisahkan dari komitmen dan tanggung jawab produsen terhadap kualitas produksinya.
Sampai saat ini, dari sekian produsen tahu tempe dampingan team T&T Mercycorps yang telah mengaplikasikan penggunaan peralatan produksi stainless steel, sedikitnya terdapat 3 produsen yang telah melakukan branding. Pada tahap pertama, Team mensupport untuk pembiayaan cetak dan desain label untuk memudahkan serta memberi gambaran terhadap pelabelan dan manfaatnya kelak di kemudian hari. Dengan langkah ini Mercycorps berharap akan tumbuh kesadaran pada ranah produksi, bahwa perbaikan produk tahu tempe merupakan keniscayaan dan tanggung jawab produsen sebagai bagian dari tanggung jawab sosial kemasyarakatan, di samping tentunya manfaat ekonomi. Bahwa produk sehat yang dibutuhkan masyarakat bukan semata-mata menjadi tanggung jawab konsumen yang harus pandai-pandai memilih, namun juga merupakan kewajiban produsen untuk ikut serta menjaga produksinya agar tak memberi ekses negatif kepada konsumen, ditambah pula bahwa proses produksi tersebut dapat berlangsung efisien, sehat dan ramah terhadap lingkungan. Dan walhasil, hal-hal tersebut dapat dan mampu dijelaskan melalui jalan branding, sehingga terwujud produksi tahu dan tempe higienis dan ramah lingkungan yang dapat diapresiasi dengan baik oleh masyarakat dan menumbuhkan suatu pola baru dalam sektor produksi tahu tempe di masa-masa yang akan datang.[L]